Meledak, Peserta Riau Edutech Campus Summit 2025 Penuhi Gelanggang Remaja
Panwascam Pangakalan Kerinci Tertibkan Ratusan APK
Suami Selingkuh, Istri ASN Diskop Pekanbaru Ini Lapor ke BKPSDM
Menjaga Kenyamanan Sosial, Fondasi Masyarakat Harmonis dan Tangguh
PelalawanPos.co-Memajukan negeri tidak cukup dimulai dari atas — dari kebijakan, proyek, atau regulasi. Kemajuan sejati justru tumbuh dari lapisan terkecil yang menopang kehidupan berbangsa: masyarakat. Dalam tatanan sosial inilah nilai-nilai hidup, kepedulian, dan rasa kebersamaan diuji. Masyarakat yang rukun dan saling menghargai akan menjadi pondasi bagi negara yang kuat dan sejahtera.
Masyarakat pada hakikatnya adalah sekumpulan individu yang memilih hidup bersama. Emile Durkheim memandang masyarakat sebagai kenyataan objektif yang berdiri sendiri di luar individu, namun membentuk sistem kehidupan bersama yang saling mempengaruhi. Dalam sistem itu, interaksi sosial melahirkan ikatan, persahabatan, bahkan konflik dan permusuhan. Semua itu bagian alami dari kehidupan sosial — yang membedakan hanyalah bagaimana masyarakat mengelola perbedaan.
Kenyamanan Sosial sebagai Cermin Peradaban
Kenyamanan dalam masyarakat tidak datang begitu saja. Ia lahir dari proses panjang saling menghargai, menghormati, mengayomi, dan membantu satu sama lain. Dalam masyarakat yang baik, nilai-nilai ini menjadi perekat sosial — menghaluskan gesekan, meredam ego, dan menumbuhkan empati.
Peneliti sosial Prabowo (1998) menegaskan bahwa lingkungan berpengaruh besar terhadap perilaku individu. Lingkungan yang buruk dapat membentuk pribadi yang agresif dan menurunkan kesejahteraan warga, seperti disampaikan juga oleh Halim (2008). Artinya, kenyamanan sosial adalah hasil dari interaksi yang sehat antara manusia dan lingkungannya.
Di tengah meningkatnya kasus kejahatan dan konflik sosial, memperkuat rasa memiliki terhadap lingkungan menjadi langkah penting. Bila setiap individu merasa bertanggung jawab menjaga kenyamanan bersama, maka potensi munculnya gangguan sosial dapat ditekan sejak dini.
Budaya yang Mempersatukan
Salah satu modal sosial terbesar bangsa Indonesia adalah budaya gotong royong. Budaya inilah yang menyatukan perbedaan dan menumbuhkan solidaritas di tengah masyarakat yang beragam. Hal-hal sederhana seperti membersihkan lingkungan bersama, membantu warga yang kesulitan, atau mengadakan kegiatan sosial menjadi wujud nyata dari kepedulian sosial.
Kegiatan berbasis kebersamaan tidak hanya menumbuhkan rasa aman dan nyaman, tetapi juga memperkuat hubungan antartetangga. Masyarakat yang terbiasa berinteraksi positif akan lebih cepat tanggap bila ada persoalan, termasuk tindak kejahatan. Kekompakan menjadi benteng alami melawan gangguan keamanan dan moral.
Ketika masyarakat hidup dalam suasana kekeluargaan, perbedaan pandangan bukan menjadi sumber perpecahan, melainkan ajakan untuk bermusyawarah dan mencari titik temu. Dari sinilah tumbuh rasa saling percaya — elemen penting dalam membangun harmoni sosial.
Menjaga dari Bahaya Luar
Masyarakat yang solid dan damai bukan tanpa ancaman. Bahaya sering datang dari luar — baik berupa pengaruh negatif, kejahatan, maupun provokasi yang mengganggu stabilitas sosial. Karena itu, peran masyarakat dalam menjaga keamanan menjadi tak tergantikan.
Kekompakan warga, pengawasan lingkungan, dan kepedulian sosial menjadi bentuk pertahanan pertama sebelum aparat turun tangan. Dalam masyarakat yang terorganisir, setiap orang merasa bertanggung jawab atas ketertiban bersama. Namun jika rasa saling menjaga hilang, maka kejahatan mudah tumbuh tanpa ada yang peduli.
Pemerintah dan aparat daerah pun perlu menggandeng tokoh adat, tokoh agama, pemuda, dan seluruh elemen masyarakat untuk memastikan kebijakan yang dibuat tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga menyentuh kebutuhan sosial masyarakat yang sesungguhnya.
Menciptakan Lingkungan yang Ramah dan Sehat
Hidup rukun dan aman akan lebih sempurna bila ditopang oleh lingkungan yang sehat dan ramah. Gotong royong membersihkan lingkungan, menanam pohon di pekarangan rumah, hingga membudayakan pola hidup bersih adalah langkah kecil yang berdampak besar.
Masyarakat yang sehat akan melahirkan generasi yang kuat. Kebiasaan menjaga kebersihan, mengatur pola makan, dan saling membantu warga yang sakit bukan hanya bentuk solidaritas, tapi juga investasi jangka panjang bagi keberlanjutan sosial.
Pemerintah daerah bersama masyarakat perlu membangun kesadaran bahwa kenyamanan sosial dan lingkungan sehat merupakan dua sisi dari mata uang yang sama. Tidak ada kenyamanan tanpa kebersihan, dan tidak ada ketenangan tanpa kepedulian.
Mewujudkan masyarakat yang nyaman, aman, dan sehat memang bukan perkara mudah. Tapi dari hal-hal kecil — saling menyapa, bergotong royong, menjaga kebersihan, menghargai perbedaan — akan tumbuh peradaban besar yang menenteramkan.
Karena sejatinya, kenyamanan sosial bukan hanya milik individu, melainkan tanggung jawab kolektif. Bila masyarakat Pelalawan mampu memelihara harmoni dan kepedulian sosial ini, maka kemajuan daerah bukan hanya impian, melainkan keniscayaan.***
Oleh: Sabarnuddin (Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Padang)
Kasus Pencabulan Dua Siswa di Langgam Dapat Perhatian Kemensos
Langgam (PelalawanPos.co)— Kasus pencabulan terhadap dua anak di ba.
Warga Minta Presiden Prabowo-Gibran Perhatikan Fenomena Ikan Mati di Sungai Kampar
Pelalawan (PelalawanPos.co)– Fenomena matinya ratusan ikan dan munc.
Tiga Atlet Pelalawan Wakili Riau di Ajang Peparpenas 2025 di Jakarta
Pelalawan (PelalawanPos.co)-Prestasi membanggakan kembali ditorehkan .
Pemotongan Dana Transfer dan Dilema Kemandirian Fiskal Daerah
PelalawanPos.co-Pemotongan dana transfer ke daerah (TKD) oleh Pemerin.
Pondok Pesantren Hidayatul Ma’arifiyah Jadi Tuan Rumah Upacara Hari Santri Nasional 2025 Kabupaten Pelalawan
Pangkalan Kerinci (PelalawanPos.co)– Dalam suasana khidmat dan penu.
Refleksi Hari Santri Nasional 2025: Santri, Cahaya Nilai dan Ketangguhan Hidup
PelalawanPos.co-Setiap tanggal 22 Oktober, bangsa Indonesia mempering.








