Meledak, Peserta Riau Edutech Campus Summit 2025 Penuhi Gelanggang Remaja
Panwascam Pangakalan Kerinci Tertibkan Ratusan APK
Suami Selingkuh, Istri ASN Diskop Pekanbaru Ini Lapor ke BKPSDM
Kekeliruan Fatal yang Melukai Marwah Pesantren dan Keutuhan Bangsa

PelalawanPos.co- Apa yang dilakukan salah satu stasiun televisi nasional, Trans7, melalui tayangan Xpose Uncensored pada pertengahan Oktober 2025 bukan sekadar kekeliruan teknis belaka. Tayangan yang memuat narasi tendensius tentang pesantren, kiai, dan santri, bahkan menyudutkan salah satu pondok pesantren tertua di Indonesia telah menciptakan luka sosial yang dalam bagi jutaan warga pesantren di seluruh tanah air.
Indonesia adalah bangsa besar yang berdiri di atas pondasi keberagaman dan kepercayaan sosial. Pesantren bukan hanya lembaga pendidikan agama, melainkan pilar peradaban bangsa tempat lahirnya tokoh-tokoh pejuang, pendidik, dan penjaga moral masyarakat. Maka, ketika lembaga seperti pesantren dilecehkan, yang terusik bukan hanya satu komunitas, tetapi juga identitas kebangsaan itu sendiri.
Tayangan yang menampilkan cuplikan sebagian kecil realitas sosial lalu memelintirnya menjadi narasi negatif adalah tindakan tidak etis secara jurnalistik. Ia mengabaikan prinsip utama media: akurasi, proporsionalitas, dan tanggung jawab sosial. Dalam konteks masyarakat plural seperti Indonesia, kesalahan semacam ini bukanlah kekhilafan editorial, tetapi bisa memicu perpecahan sosial, prasangka, bahkan mengancam harmoni kebangsaan.
Lebih dari itu, bagi siapa pun yang secara gegabah mendukung dan menyebarluaskan narasi sepotong tersebut, perlu memahami bahwa pendapat yang lahir dari informasi parsial bukanlah kebenaran. Dukungan terhadap framing yang keliru sama saja dengan memperkuat disinformasi, dan pada akhirnya menciptakan ruang kebencian di tengah masyarakat.
Media sejatinya memiliki peran strategis dalam membangun persatuan bangsa. Oleh karena itu, kesalahan seperti ini tidak dapat dianggap sebagai kekeliruan teknis semata, melainkan pelanggaran moral terhadap amanat konstitusi dan kebhinnekaan. Publik tidak boleh diam. Narasi yang menyudutkan pesantren, kiai, dan santri harus dikoreksi agar tidak berkembang menjadi stigma sosial yang merusak citra lembaga pendidikan Islam yang telah berkontribusi besar bagi negeri ini.
Sebuah bangsa hanya akan kuat bila kepercayaan antarwarganya terjaga. Jika institusi moral seperti pesantren dijadikan objek framing yang menyesatkan, maka kita sedang bermain dengan api — api yang bisa membakar sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa.***
Vincent Terpilih, RIH Yakin DPC IKA UIR Dumai Akan Jadi Mitra Strategis Pemko Dalam Pembangunan
DUMAI (Pelalawanpos) – Viencent Moerghasini Yusuf S.I.Kom ak.
JMSI–Kedubes Venezuela Perkuat Kerja Sama Informasi dan Perdamaian Dunia
Jakarta (PelalawanPos.co)-Pemerintah Venezuela menegaskan komitmennya.
Dari Desa Segati ke Panggung Dunia, Batik Cahayo Laut Jadi Simbol Kreativitas Pelalawan
PelalawanPos.co- Di tengah riuhnya Helat Pelalawan ke-26, ada satu st.
Ketua JMSI Kuansing Kecam Kekerasan terhadap Wartawan Saat Liputan Penertiban PETI di Cerenti
KUANSING (PelalawanPos.co)-– Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (.
JMSI Jatim Gelar Seminar Komunikasi dan Edukasi Jurnalistik
LAMONGAN (PelalawanPos.co)-Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Prov.
Ketua KOMNAS PA Riau Soroti Kasus Keracunan MBG: Usul Bentuk Satgas Pengawasan
Pekanbaru (PelalawanPos.co)Program pembagian makanan bergizi gratis (.