PelalawanPos.co- Di sebuah sore yang teduh di Pangkalan Kerinci, langkah rombongan kecil tampak menyusuri gang-gang perumahan sederhana. Mereka bukan pejabat yang sedang blusukan, melainkan sekelompok orang yang datang membawa harapan dan senyum untuk mereka yang membutuhkan pada Jumat (24/10/2025).
Rombongan itu terdiri dari pengurus Baznas Kabupaten Pelalawan, di antaranya Yulia Nur Pratiwi, Dedek, serta Pendamping Siaga Ella dan Tim Sahabat Jumat Joko Syarifuddin S. Pd. Mereka didampingi oleh Ketua JMSI Kabupaten Pelalawan, Erik Suhenra, S.I.Kom, yang hari itu memilih turun langsung ke lapangan. Tujuannya sederhana namun bermakna besar, menyalurkan satu unit kursi roda untuk warga mustahik dan tiga paket perlengkapan sekolah bagi anak-anak yatim.
Yang menarik, bantuan ini tidak diserahkan di kantor atau aula desa. Semuanya dilakukan door to door langsung ke rumah para penerima. Bagi Baznas, cara ini bukan hanya tentang memberi, tetapi tentang menyentuh hati dan mendengar cerita.
Kami Ingin Mereka Merasa Diperhatikan
Di sebuah rumah kecil di pinggiran Kecamatan Pangkalan Kerinci, seorang anak yatim menyambut kedatangan rombongan dengan senyum malu-malu. Tangannya menerima tas sekolah baru, sepatu, dan perlengkapan belajar barang sederhana yang bagi sebagian orang mungkin sepele, tapi baginya begitu berharga.
Ketua JMSI Pelalawan, Erik Suhenra, terlihat ikut tersenyum. “Alhamdulillah, program Baznas Kabupaten Pelalawan membantu anak-anak yatim memenuhi kebutuhan perlengkapan sekolah sangat kami apresiasi. Ini sejalan dengan visi Bupati H. Zukri yang fokus membantu masyarakat miskin, khususnya anak yatim,” ujarnya dengan nada penuh empati.
Erik menjelaskan, kehadirannya di tengah kegiatan sosial ini bukan semata sebagai undangan, melainkan bentuk komitmen pribadi untuk memastikan bantuan benar-benar sampai dan tepat sasaran.
“Saya juga ingin mendengar langsung keluhan masyarakat soal ekonomi, pendidikan, bahkan persoalan hukum yang mereka hadapi. Semua perlu kita dengar agar media bisa jadi jembatan solusi,” tambahnya.
Data, Survei, dan Kepedulian Nyata
Perwakilan Baznas, Dedek, menegaskan bahwa setiap bantuan yang disalurkan telah melalui survei terlebih dahulu.
“Kami tidak asal menyalurkan. Semua berdasarkan data dan kebutuhan riil masyarakat, terutama untuk pendidikan anak yatim,” jelasnya.
Pendekatan berbasis data ini menjadi pembeda antara sekadar berbagi dan berbagi dengan dampak. Baznas Pelalawan tidak hanya melihat siapa yang membutuhkan, tetapi juga apa yang benar-benar mereka butuhkan.
Bukan Sekadar Bantuan
Apa yang dilakukan Baznas dan JMSI hari itu sejatinya bukan tentang kursi roda atau perlengkapan sekolah semata. Ini merupakan tentang kehadiran dan perhatian dua hal yang sering kali lebih berharga dari materi.
Bagi penerima bantuan, kunjungan itu meninggalkan jejak mendalam. Ada rasa dihargai, diperhatikan, dan diakui keberadaannya. Di balik senyum kecil anak-anak yatim yang menerima perlengkapan sekolah, tersimpan harapan baru untuk terus belajar dan bermimpi lebih tinggi.
Harapan untuk Pelalawan
Kegiatan ini hanyalah satu fragmen kecil dari upaya besar membangun Pelalawan yang peduli dan berkeadilan sosial. Kolaborasi antara lembaga seperti Baznas dan media seperti JMSI menjadi bukti nyata bahwa kepedulian tak perlu menunggu perintah, cukup dimulai dari hati.
Dan sore itu, ketika matahari mulai condong ke barat, rombongan kecil itu kembali berjalan meninggalkan jejak sederhana jejak yang mungkin tidak viral di dunia maya, tapi sangat berarti di dunia nyata.
Karena sejatinya, pembangunan manusia tidak hanya diukur dari gedung yang tinggi, tetapi juga dari seberapa banyak tangan yang saling menggenggam dalam kebaikan.***
Ketika Kepedulian Menyapa dari Pintu ke Pintu: Kisah Baznas dan JMSI Pelalawan Menebar Harapan
Ikuti Terus Pelalawanpos