Pekanbaru (PelalawanPos.co)-Insiden tragis yang menimpa seorang driver ojek online pada aksi demo di Jakarta hingga meninggal dunia setelah dilindas kendaraan pada kamis 28 Agustus 2025.
Hal itu memantik reaksi keras dari berbagai pihak organisasi mahasiswa diseluruh nusantara. Namun hal ini berbeda dari HMI Cabang Pekanbaru yang hingga saat ini masih bungkam terkait tragedi tersebut.
Hal itu mendapat kritikan dari Ketua HMI Komisariat Universitas Riau (Unri) yang mengecam sikap Ketua HMI Cabang Pekanbaru karena dinilai tidak berani menyuarakan aspirasi publik terkait kasus tersebut.
Padahal HMI Cabang Pekanbaru yang selama ini dikenal sebagai organisasi mahasiswa yang kritis terhadap isu-isu kemanusiaan dan keadilan, justru terlihat pasif dan memilih diam.
Banyak pihak mempertanyakan, mengapa Ketua HMI Cabang Pekanbaru tidak berani mengambil sikap tegas atau menggelar aksi protes di depan Polda Riau. Publik menilai seharusnya HMI berada di garis terdepan dalam membela kepentingan rakyat kecil, termasuk dalam menuntut keadilan.
Ketua Komisariat UNRI, Rorin Adriansyah menilai bahwa HMI sebagai organisasi mahasiswa memiliki tanggung jawab moral untuk memperjuangkan keadilan, terutama dalam kasus yang menyangkut nyawa rakyat kecil.
“Kami sangat kecewa dengan sikap Ketua HMI Cabang Pekanbaru yang justru bungkam terhadap tragedi ini. Seharusnya HMI berada di garda terdepan membela hak masyarakat, bukan malah diam,” tegasnya, Jumat (29/8/2025).
“Kalau bukan mahasiswa yang bersuara lantang, lalu siapa lagi? Diamnya HMI seolah menjadi tanda lemahnya keberanian moral untuk berpihak kepada rakyat, dengan ini saya tegaskan mengultimatum 1x24 jam HMI Cabang Pekanbaru akan konsolidasi aksi, jika tidak kami akan ambil langkah sepihak turun ke jalan HMI Komisariat Unri dan Bem Unri untuk Demo Besar Besaran Di Mapolda Riau," tambah Rorin Adriansyah.
Kini, sorotan publik tengah tertuju pada langkah apa yang akan diambil Ketua HMI Cabang Pekanbaru. Apakah tetap bertahan dalam sikap diam, atau berani bangkit dan menunjukkan bahwa HMI tidak kehilangan taringnya dalam memperjuangkan keadilan.***