Kanal

DPR RI Desak Pemerintah Transparan soal Harga PCR

PelalawanPos.co- Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher mendorong pemerintah untuk menjelaskan harga dasar test swab-PCR secara transparan.

“Kejadian ini membuat masyarakat bertanya-tanya, berapa sebenarnya harga dasar PCR? Pada awalnya test PCR sempat di atas Rp1 juta, lalu turun hingga Rp300 ribu," ungkap Netty dalam keterangan tertulis, Kamis (28/10/2021).

"Apalagi pemerintah tidak menjelaskan mekanisme penurunannya, apakah ada subsidi dari pemerintah atau bagaimana?," sambungnya.

Netty berharap, pandemi Covid-19 ini tidak menjadi ruang bagi pihak-pihak yang memanfaatkannya demi kepentingan bisnis.

"Pemerintah harus punya sikap yang tegas bahwa seluruh kebijakan penanganan murni demi keselamatan rakyat,” katanya.

Selain itu, Netty juga menyoroti soal mekanisme pelaksanaan PCR sebagai screening method.

“PCR adalah metode screening. Seharusnya dalam masa menunggu hasil tes PCR keluar, seorang harus karantina. Banyak kasus justru orang bebas berkeliaran dalam masa tunggu tersebut," jelasnya.

Netty mengingatkan pemerintah tentang keterbatasan kemampuan lab dalam melakukan uji PCR dan kemungkinan pemalsuan surat PCR.

"Jika pemerintah mewajibkan PCR, seharusnya perhatikan ketersediaan dan kesiapan lab di lapangan. Jangan sampai masyarakat lagi yang dirugikan. Misalnya, hasilnya tidak bisa keluar 1X24 jam. Belum lagi soal adanya pemalsuan surat PCR yang diperjualbelikan atau diakali karena situasi terdesak," ujarnya.

Netty menanyakan relevansi program vaksinasi dengan pengambilan kebijakan mewajibkan PCR. Dia menjelaskan, pemerintah menggencarkan vaksinasi agar terbentuk kekebalan komunitas.

Menurut Netty, seharusnya tingginya angka vaksinasi jadi dasar pertimbangan dalam pengambilan kebijakan.

"Jika di suatu daerah angka vaksinasi tinggi, kekebalan komunitas mulai terbentuk, tentu kebijakannya bukan lagi mewajibkan PCR yang berbiaya tinggi," pungkasnya.**

Ikuti Terus Pelalawanpos

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER