Makna Isra Mi'raj, Menurut Tokoh Muda Pelalawan Ini
PELALAWANPOS.COM- Isra Mi’raj merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW bertemu Allah SWT ke Sidratul Muntaha atau langit ke tujuh dalam satu malam saja. Perjalanan ini merupakan hadiah khusus untuk Rasulullah setelah diberikan cobaan berupa ditinggal orang terdekatnya. Istri Nabi, Khadijah dan Paman Abu Thalib yang selalu membela Nabi, sekaligus menerima perintah salat wajib lima waktu setiap hari. Isra Miraj diperingati setiap 27 Rajab yang bertepatan dengan hari Kamis, 11 Maret 2021.
Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika itulah sholat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini. Sebagai umat Islam kita dianjurkan untuk memperingati, mengenang, dan mengagungkan peristiwa Isra Mi’raj yang teramat bersejarah sepanjang peradaban kehidupan manusia.
Hal ini disampaikan, Jumat (12/3/2021) Dewan Penasehat Ikatan Cedikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Muda Kabupaten Pelalawan, Ferli Azhari SH bahwa Isra Mi'raj memiliki makna yang sangat tinggi bagi umat Islam, khusus bagi pemuda hari ini.
Karena melalui Isra Mi’raj, Allah SWT sebenarnya sedang mengingatkan beberapa hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia khsusnya pemuda millenial masa kini.
Ferli Azhari menerangkan, bahwa Allah SWT memperlihatkan kekuasaan-Nya kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW saat itu diperjalankan dari Masjidil Haram di Makah ke Baitul Maqdis di Palestina. Kemudian Rasulullah SAW naik ke Shidratul Muntaha dalam waktu satu malam.
"Tanpa kekuasaan Allah SWT, hal ini tidak mungkin terjadi karena saat itu belum ada teknologi pesawat terbang atau kendaraan berkecepatan tinggi lainnya," kata tokoh muda lulusan Universitas Tinggi Jogyakarta itu.
Lanjut Ia menerangkan, Allah SWT mengawali firman-Nya dalam Surah Al-Isra ayat satu, dengan kata 'subhaana' yang artinya maha suci. Subhaana merupakan ucapan pemujaan terhadap kemahaan Allah SWT yang tiada bandingnya dalam berbagai sifat dan perbuatan-Nya.
"Subhana adalah tanzih (pensucian) dari kekurangan dan ketidak-berdayaan melakukan sesuatu, bahkan di dalam Alquran kata subhana dipakai ketika menyebutkan sesuatu yang mempesona, ajaib luar biasa dan perbuatan itu tidak mungkin dikerjakan oleh siapapun kecuali hanya oleh Allah SWT," terangnya.
Dewan Penasehat ICMI Muda ini menerangkan, Isra Mi'raj juga pembelajaran kepada masa lalu dan mengantisipasi masa depan. Pembelajaran kepada masa lalu itu tergambar pada pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi-nabi terdahulu dan mereka memberikan nasihat kepada Rasulullah SAW.
Ia menjelaskan, artinya masa lalu penting untuk diperhatikan. Agar hal-hal buruk yang terjadi di masa lalu tidak terjadi lagi di masa kini dan masa yang akan datang. Adapun pembelajaran pada masa depan, tergambar saat Rasulullah SAW memasuki lorong waktu masa depan.
"(Pembelajaran di masa depan) Rasulullah SAW menyaksikan surga dan neraka dan diberi tahu sebab-sebab mereka dimasukkan ke dalam surga dan neraka," jelasnya.
Makna Isra Mi'raj dalam aspek spiritualitas, dijelaskan Ferli Azhari bahwa manusia harus selalu terkoneksi dengan Allah SWT. Dalam hal ini tergambarkan dalam perintah sholat lima waktu.
Melalui sholat, konektivitas manusia dengan Allah SWT terus tersambung. Sehingga perbuatan manusia akan terkendali dan tercegah dari perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana firman Allah yang artinya sesungguhnya sholat mencegah perbuatan yang keji dan mungkar.
Manusia yang selalu berbuat maksiat pada dasarnya terputus hubungannya dengan Allah SWT. Sehingga manusia itu tidak merasa berdosa saat melakukan kemaksiatan dan tidak takut siksa yang akan diberikan kepadanya di hari akhirat kelak.
"Dengan demikian, Isra Mi’raj ini paling tidak mengajarkan kepada kita semua untuk mencapai sukses dalam mengarungi kehidupan dunia dan selamat di akhirat kelak," tegas Ferli Azhari.
Dari semua itu, Ferli Azhari meyakinkan bahwa hikmah Isra Mi’raj pertama yakin akan kekuasaan Allah yang tiada bandingnya, maka hanya kepada Allah manusia mengembalikan semua urusannya.
Hikmah Isra Mi’raj kedua, belajar kepada masa lalu dan mengantisipasi masa depan. Hikmah ketiga, senantiasa terkoneksi dengan Sang Pencipta yang diwujudkan dengan sholat dan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.***
Foto: Ferli Azhari SH
Penulis: ES