
Ustadz Wandi Saputra. (Foto/Istimewa)
Pelalawan (PelalawanPos.co)— Ustadz Wandi Saputra mengingatkan pentingnya peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an kepada anak sejak dini. Menurutnya, anak adalah amanah besar dari Allah SWT yang lahir dalam keadaan suci, dan orang tua bertanggung jawab mengisi hati dan pikirannya dengan cahaya Al-Qur’an.
“Anak-anak itu ibarat kertas putih. Bila yang kita tulis di atasnya adalah kalimat-kalimat Al-Qur’an, maka akan lahirlah generasi yang bercahaya hatinya, lembut tutur katanya, dan kuat imannya,” ujar Ustadz Wandi Saputra dalam tausiyahnya bertajuk Mendidik Anak-Anak dengan Al-Qur’an (Maghrib Mengaji), Jumat (7/11/2025).
Ia menilai, tantangan zaman modern membuat banyak anak lebih akrab dengan gadget dibanding mushaf Al-Qur’an. Mereka hafal lagu dan permainan, namun belum tentu hafal surat Al-Fatihah dengan benar. Karena itu, ia mengajak seluruh orang tua untuk menghidupkan kembali Gerakan Maghrib Mengaji — tradisi mulia membaca dan mempelajari Al-Qur’an selepas shalat Maghrib.
Ustadz Wandi mengutip sabda Rasulullah ﷺ:
“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”
(HR. Bukhari)
“Orang tua yang mengajarkan anaknya membaca dan mencintai Al-Qur’an termasuk orang yang terbaik di sisi Allah,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ustadz Wandi menegaskan bahwa Maghrib Mengaji bukan sekadar membaca huruf-huruf Arab, tetapi juga menanamkan cinta dan kebiasaan terhadap kalam Allah. Ketika anak-anak terbiasa membaca Al-Qur’an setiap malam, maka rumah akan dipenuhi cahaya dan keberkahan, serta anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tenang, berakhlak mulia, dan jauh dari pengaruh negatif pergaulan.
“Dengan Maghrib Mengaji, rumah kita akan diterangi cahaya rahmat. Anak-anak terlindung dari pengaruh buruk media dan pergaulan, serta Allah akan menurunkan ketenangan kepada keluarga itu,” ungkapnya.
Ia juga membacakan firman Allah dalam QS. Al-Isra’ ayat 9:
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus...”
Dari ayat tersebut, Ustadz Wandi menegaskan bahwa kedekatan anak dengan Al-Qur’an akan menjadi benteng moral yang menjaga mereka dari penyimpangan dan kemaksiatan.
Menutup tausiyahnya, Ustadz Wandi mengajak masyarakat memulai perubahan dari rumah masing-masing.
“Jadikan waktu antara Maghrib dan Isya sebagai waktu sakral untuk mengaji bersama keluarga. Matikan televisi, letakkan handphone, dan buka mushaf. Biarkan anak-anak mendengar ayat-ayat Allah dari lisan orang tuanya,” pesannya.
Ia berharap, dengan menghidupkan tradisi Maghrib Mengaji, akan lahir generasi Qur’ani — generasi yang cerdas akalnya, lembut hatinya, santun lisannya, dan kuat imannya.
“Semoga dengan gerakan Maghrib Mengaji ini, Allah melahirkan generasi yang mencintai Al-Qur’an, menjadi kebanggaan orang tua di dunia dan penyejuk hati di akhirat,” tutupnya.***