Potensi Ternak Sapi, Ferli Azhari: Konsep Integrasi Sapi-Sawit Hingga Rumput Liar Melimpah di Sungai Pangkalan Kerinci
PELALAWANPOS.COM-Peternakan sapi dengan perkebunan sawit dapat diintegrasikan sehingga menjadi pola integrasi yang saling menguntungkan.
Pasalnya, pola ini sudah diterapkan di beberapa kabupaten/kota di Provinsi Riau yang secara ekonomi sangat menjanjikan dan saling menguntungkan antara tanaman sawit maupun hewan ternak.
Namun di Kabupaten Pelalawan sebagian sudah melakukan penerapan konsep integrasi sapi-sawit. Selain itu, dengan sumber daya alam yang melimpah dengan banyak rumput yang menutupi aliran sungai menjadi keberkahaan tersendiri bagi para peternak sapi di Kabupaten Pelalawan.
Salah satunya dikatakan, Kamis (25/3/2021). Ketua Kelompok Ternak Tua Betonak Jaya, Ferli Azhari bahwa hari ini dengan kondisi sumber daya alam yang melimpah tentunya mempermuda peternak sapi sebab hari ini konsep integrasi sapi-sawit sudah mulai diterapkan.
"Selain konsep integrasi sapi-sawit yang menjadi solusi bagi peternak sapi, kita juga memanfaatkan rumput liar yang menutupi sungai di Kecamatan Pangkalan Kerinci," ujar Ferli Azhari kepada media ini saat berada dikandang sapi di Kualo Pangkalan Kerinci.
Lanjut pengusaha muda yang sedang sibuk menekuni peternakan sapi ini menjelaskan, rumput liar yang berada di sungai ini merupakan pakan ternak yang bernutrisi bagi sapi, ini bisa menjadi solusi bagi pemerintah selama ini, sebab dengan rumput liar yang menutupi sungai hari ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin oleh peternak sapi.
Foto: Rumput liar yang berada di Sungai Pangkalan Kerinci.
"Kita sudah pernah sampaikan konsep Integritas sapi-sawit dan melimpahnya rumput liar yang menutupi sungai Pangkalan Kerinci ini kepada Senator Riau Bro Edwin Papu, karena menurut kita hal ini merupakan potensi bagi daerah dalam meningkatkan ekonomi masyarakat," ungkap Ferli Azhari dengan semangat.
Ditambahkan anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Pelalawan ini bahwa kotoran sapi bisa menjadi pupuk organik bagi lahan perkebunan sawit dan lainya.
"Kotoran sapi bisa diolah menjadi kompos yang nilainya jauh lebih tinggi dari biaya pakan sehingga sangat menguntungkan para peternak sapi, kita sudah lakukan hal tersebut," tambahnya.
Dirinya berharap, pola ini akan semakin baik apabila didukung Dinas Perternakan dan Perkebunan Kabupaten Pelalawan. Tentunya, dengan dukungan bantuan peralatan biogas dan peralatan “chooper” (mesin perancah daun pakan ternak) kepada kelompok tani yang menerapkan pola tersebut.
Penulis : Es