Sambutan Bupati Rohil Afrizal Sintong saat membuka Rakor soal Penanganan Stunting di gedung H.Musran Rais, Bagan Siapiapi.
ROKAN HILIR (PelalawanPos.com) - Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama dan infeksi berulang terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan atau (HPK). Kondisi tersebut menuntut semua pihak untuk melakukan upaya penangganan penurunan stunting secara efektif.
Hal ini disampaikan Bupati Rohil Afrizal Sintong, Senin (8/5/23) saat membuka secara resmi Rapat Koordinasi (Rakor) soal Penanganan Stunting di gedung H.Musran Rais, Bagan Siapiapi.
Afrizal memaparkan, penanganan stunting di Rohil merupakan upaya pemerintah Pusat termasuk dalam Program Nasional di bidang kesehatan. Pemerintah pusat menetapkan Rohil sebagai salah satu Lokasi Fokus (Lokus) pelaksanaan Intervensi penurunan Stunting terintegrasi.
"Sebagai upaya percepatan penurunan stunting, Pemda melalui OPD dan berbagai pihak- pihak telah melaksanakan intervensi, mencakup intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif," ucapnya.
Sementara Penurunan stunting menitik beratkan penanganan penyebab masalah gizi. Yaitu faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan khususnya akses terhadap pangan bergizi, lingkungan sosial yang terkait dengan praktik pemberian makanan bayi dan anak.
Sedangkan Akses terhadap pelayanan kesehatan guna pencegahan dan pengobatan, serta kesehatan lingkungan meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi ,lanjut dia
Apalagi sebut Bupati, penurunan Stunting merupakan salah satu program Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
"Program ini terImplementasi dari Peraturan Presiden sebagai Rencana Aksi Nasional Pasti (RAN-Pasti) Bahkan sebagai pedoman dan panduan bagi Pemerintah Pusat ke daerah hingga ke level pedesaan dalam penanganan penurunan Stunting," jelasnya.
Rohil sendiri, kata Afrizal, memiliki komitmen yang tinggi terhadap percepatan penurunan stunting. Hal itu terbukti dari capaian prevelensi stunting di Dimana, target nasional penurunan stunting di tahun 2024 harus mencapai 14 persen
"Rohil kekinian telah mampu menurunkan angka stunting dari angka sebelum 27,9 persen di tahun 2021 menjadi angka 14,7 persen," paparnya.
Bupati menekankan, upaya penanganan stunting ini harus di laksanakan menjadi tanggung jawab semua pihak. Karena jika tidak segera mengambil langkah antisipatif secara masif, terarah dan terukur, tentunya akan berdampak jangka panjang dan taruhan terlalu besar bagi generasi masa depan.
Bupati berharap seluruh stakeholder dapat menyamakan persepsi, membuat rencana kerja serta rencana aksi lebih cepat, tepat, terarah dan terukur dalam upaya penurunan stunting di Rohil
Dia juga mengajak seluruh perangkat daerah, Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten, TPPS Kecamatan TPPS desa/kelurahan, Bupati meminta agar sejak dini susun strategi dan sinergi agar semua bergerak cepat penanganan penurunan stunting.
Dalam penurunan stunting ini menurut dia lagi perlu kerjasama dari semua pihak
Diyakini jika pengawasan secara maksimal maka stunting ini dapat kita tekan penurunan lebih jauh .
Sementara, Kepala perwakilan BKKBN Provinsi riau Mardalena Wati Yulia, M.Si memaparkan perkembangan penanganan stunting di Rohil dan memberikan apresiasi atas keberhasilan dalam menurunkan angka stunting
Berdasarkan survey Rohil cukup tajam dalam penurunan angka stunting. dari 27,9 persen di tahun 2021 menjadi 14,7 di tahun 2023 dan ini merupakan prestasi yang sangat luar biasa.
"Komitmen dari semua pihak perlunya di apresiasi, sehingga hari ini kita melaksanakan forum koordinasi menyatukan persepsi dalam rangka penurunan Stunting di Kabupaten Rohil, " paparnya.
Dijelaskan Mardalena, pada tahun 2021 Rohil masih berada di posisi 12 dari Kabupaten kota yang ada di Riau. Namun, pada tahun 2023 saat ini sudah berada di angka 5 se Provinsi Riau.(Infotorial Diskominfo Rohil)