Aksi Demo Masih Berlanjut, Terkait Dugaan Penyebab Kecelakaan Kerja di PT RAPP

Jumat, 10 Maret 2023

Kiri (Demo DPD LLMB) Tengah Atas (Sidak Komisi I DPRD di PT RAPP) Kanan (Aksi Demo Aliansi Masyarakat Pelalawan). (Foto: Istimewa)

Pangkalan Kerinci (PelalawanPos.co)- Hingga kini masyarakat Pangkalan Kerinci masih bertanya-tanya apa penyebab kecelakaan kerja di PT. RAPP yang terjadj diarea operasional PT RAPP pada tanggal 19 Februari tahun 2023 lalu.

Meski pihak PT. RAPP telah menyampaikan klarifikasi tersebut melalui pesan rilisnya, bahwa hal yang dituduhkan tersebut tidak benar.

Namun masyarakat masih belum puas dengan pernyataan PT RAPP. Karena masih takut dengan isu-isu yang beredar apabila kejadian itu benar terjadi, tentunya akan menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Pangkalan Kerinci.

Bahkan beberapa waktu lalu puluhan masa dari Aliansi Masyarakat Pelalawan melakukan aksi demo meminta pihak PT. RAPP memberikan jaminan kesehatan terhadap masyarakat, mengingat masyarakat masih sering menghirup udara bau busuk yang diduga berasal dari pabrik PT. RAPP.

Selain itu, puluhan masa juga meminta wakil rakyat yakni DPRD Kabupaten Pelalawan betul-betul serius membuka ke publik apa yang terjadi sebenarnya atas kecelakaan kerja belasan karyawan yang diduga menghirup kebocoran bahan kimia PT. RAPP.

Apalagi, Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Pelalawan Nazaruddin bersama anggota terlebih dulu sudah terjun langsung kelokasi kejadian kecelakaan kerja yang di duga akibat kebocoran gas di area operasional PT RAPP.

Hal itu disampaikan salah satu warga Pangkalan Kerinci, Safrizal mengakuh masih bertanya-tanya apa hasil dari sidak anggota Komisi I DPRD Kabupaten Pelalawan.

"Itu harus dibuka dimuka publik, apa yang terjadi?. Jangan sampai masyarakat ketakutan atas kejadian tersebut, dan tidak ada jaminan kesehatan untuk masyarakat yang berada berdampingan dengan Perusahaan raksa itu," ungkap Safrizal.

Hal senanda juga disampaikan, Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Pelalawan Nazaruddin, terkait dengan dugaan kebocoran gas, tentu ini juga menjadi pertanyaan ke pihak perusahaan. Apakah hal itu benar-benar terjadi, di mana lokasi kejadian dan bagaimana persisnya itu terjadi. Namun, tentunya juga harus menunggu hasil dari pemeriksaan dinas terkait.

"Ini sudah kita minta penjelasan dari mereka, Perusahaan menjelasan saat para pekerja sedang berada di sekitar plant, itu bersamaan dengan adanya proses (start up.red) menyalakan mesin pabrik usai perawatan berkala, di mana saat itu juga dipengaruhi beberapa faktor lainnya, diantaranya bau belerang yang keluar dari cerobong yang mengeluarkan Asap," tutup Nasarudin.

Sementara itu, hingga hari ini masyarakat masih terus melakukan aksi demo hingga ratusan orang mendatangi gedung DPRD Kabupaten Pelalawan ingin meminta penjelasan dari penyebab kecelakaan kerja yang terjadi di PT. RAPP.

Kali ini dari kalangan organisasi kemelayuan yakni DPD LLMB Kabupaten Pelalawan dengan ratusan masa menyampaikan tuntutan kepada wakil rakyat di DPRD Kabupaten Pelalawan.

"Kita menuntut tenaga kerja yang 60/40 sesuai dengan peraturan undang-undang 60% putra daerah 40% orang luar, kemudian yang kedua masalah keracunan yang diduga kebocoran gas yang mengakibatkan 35 orang terkontaminasi oleh keracunan tersebut, yang ketiga yaitu kematian dari karyawan PT. NPE akibat kebocoran pipa stim, yang keempat lahan sekolah untuk Lalang Kabung yaitu SMP yang dituntut oleh masyarakat lalam Kabung untuk diberikan lahan hibah untuk membangun sekolah di situ," ujar Panglima Muda DPD LLMB Kab. Pelalawan Datin Hj. Dwi Prima Wahyuni menyampaikan orasi di gedung DPRD Kabupaten Pelalawan, Kamis (9/3/2023).***