Pembangunan Jembatan Tambak, Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Langgam

Jumat, 30 September 2022

Jembatan Tambak yang menjadi urat nadi pergerakan ekonomi masyarakat tempatan

PELALAWAN (PelalawanPos.co) – Jembatan Tambak yang merupkan urat nadi akses transportasi yang menghubungkan dua sisi sungai Segati dalam meningkatkan pergerakan ekonomi masyarakat Kecaatan Langgam. Menjadi jalur transportasi orang dan barang, hasil perkebunan dan pertanian  serta akses distribusi kebutuhan pangan, mempertalikan warga lokal dengan kehidupan luar. Menjadi penghubung alternatif Kabupaten Pelalawan dengan Kabupaten Kampar. 

Dibangun oleh Pemkab Pelalawan tahun 2005 dengan bahan kayu, Jembatan sepanjang 70 meter yang membelah Sungai Segati itu menjadi prasarana strategis masyarakat Langgam  tanpa mampu bertahan melawan zaman, tersebab terbuat dari material kayu, yang lekang karena panas, sudah lapuk karena hujan. Usia merapuhkan struktur struktur bangunan hingga rusak parah.


Usaha tetap di lakukan warga guna mempertahankan satu satunya akses vital dalam menggerakkan ekonomi mereka. Gotong royong dan tambal sulam bagian bagian jembatan sebagai upaya kecil sekedar menjaga asa apa yang mereka gantungkan hidup mereka kepada titian kayu sepanjang tahun tetap hidup (memiliki manfaat) di depan mereka.


Bermula di tahun 2017 lalu, Pemkab Pelalawan melalui Dinas PUPR mengusulkan pembangunan jembatan Tambak dengan menggunakan Anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK). Lobi pusat pun dilakukan. Semua usaha dilakukan menghadirkan dana pusat untuk membangun infrastruktur di tanah Melayu Pellawan. Namun, proyek pembangunan jembatan tersebut akhirnya batal karena tidak adanya pihak penyedia (kontraktor,red) yang memenuhi persyaratan. Bahkan, usulan pembangunan jembatan itu melalui DAK tersebut kembali dikirim kepada Pemerintah Pusat, namun kembali gagal dan tidak diakomodir Pemerintah Pusat.


Tak patah arang, Pemkab Pelalawan mulai membuka asa bagi masyarakat Langgam. Semen permanen bakal menggantikan struktur kayu yang rusak parah di jembatan Tambak. Untuk mewujudkan mimpi besar masyarakat Langgam itu, Bappeda Pelalawan kala itu merencanakan pembangunan jembatan akan dianggarkan di APBD Provinsi Riau. Pengajuannya dilakukan oleh Bappeda Pelalawan pada tahun 2018. Akan tetapi usaha tersebut belum berbuah manis. Masyaralat Tambak, Sotol dan Segati harus bersabar melintasi sungai dengan tiang tiang penyangga kayu lapuk dan hampir ambruk.


Tak mulus dengan rencana ke Provinsi Riau, akhirnya di tahun 2020 Pemkab Pelalawan menganggarkan sendiri pembangunan jembatan Tambak. Dana sebesar 27.8 miliar dipersiapkan. Proses lelang pun dilaksanakan di ULP, Walau akhirnya pemenang tender mendapatkannya dengan nilai 23, 5 Miliar. 

Saat masih menjabat Bupati Pelalawan HM Harris mengakui kondisi jembatan ini sangat mengkhawatirkan akibat telah mengalami kerusakan sejak 2014. Kondisi jembatan akan sangat beresiko jika dilewati.

"Sejak tahun 2014  jembatan yang dibangun warga secara swadaya dari bahan kayu ini, telah mengalami rusak parah. Sebagian besar kayu penyangga jembatan itu telah mulai lapuk. Di sisi lain, jembatan juga telah ditumbuhi jamur, sehingga menyebabkan papan jembatan menjadi licin. Bahkan papan kayu sebagai lantai jembatan ini juga telah banyak yang patah dan hilang," kata HM Harris kala itu.

Walau dianggarkan dizaman HM Harris, politisi kawakan asli Langgam ini tidak dapat mengomandoi pembangunan proyek puluhan miliar rupiah sampai tuntas. Ia mengakhir masa jabatannya lebih dulu sebelum jembatan yang menjadi impian masyarakat Langgam siap difungsikan.

Di masa pemerintahan H Zukri, asa masyarakat Tambak, Sotol, Bakung dan Segati tidak pula redup bersamaan turunnya HM Harris dari kepimpinan daerah,  di tahun pertama pemerintahan Zukri – Nazar, jembatan Tambak dilakukan pemancangan tiang pertama pada Kamis (24/06/2021). Mengawali pembangunan jembatan permanen yang menghubungkan asa desa desa di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan.

"Dengan adanya jembatan ini, akses untuk orang dan barang tentu semakin dekat. Hasil sumber daya alam akan lebih mudah diangkut," ungkap Bupati Zukri dalam sambutannya saat pemancangan tiang pertama jembatan Tambak Langgam.

Sebagai kepala daerah, H Zukri berazam memperjuangkan pembangunan Jembatan yang sempat batal di bangun tahun 2020 itu. Hal ini menunjukan tujuan politik untuk pemerataan pembangunan yang adil adalah cita cita bersama masyarakat Kabupaten Pelalawan.

Jembatan Tambak merupakan wujud nyata komitmen Pemkab memajukan infratruktur di desa-desa. Tujuan utamanya, mmencapai kesejahteraan masyarakat. Kedepannya, hasil pertanian, perkembangan, perikanan dan sebagainya lebih mudah didistribusikan.

Kini jembatan megah di Desa Tambak itu telah dapat dilalui banyak kendaraan, tak hanya roda dua, bahkan truk truk pengangkut hasil kebun seperti sawit dan karet dapat melintas menggerakkan roda ekonomi masyarakat.

"Jembatan Tambak merupakan akses utama masyarakat Desa Tambak yang menghubungkan sejumlah Desa dan juga beberapa Kabupaten yang berdekatan dengan Pelalawan. Sehingga dapat memudahkan dan memperpendek jarak tempuh masyarakat pengguna jalan. Dengan adanya jembatan yang menjadi akses barang dan akses orang  serta mempermudah keluar masuk hasil pertanian ataupun hasil dari perkebunan, dapat meningkatkan geliat ekonomi masyarakat," jelas Bupati H Zukri.

Hadir nya jembatan Tambak-Sotol di Langgam bukan nya mewujudkan mimpi masyarakat yang terpendam cukup lama untuk memiliki prasarana lalu lintaspenyeberangan orang dan barang di daerah mereka. Adanya jembatan Tambak - Sotol juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kesuksesan pemerintah daerah dalam menghadirkan pembangunan infrastruktur yang menunjang peningkatan kualitas hidup masyarakat, melalui peningkatan pergerakan ekonomi, perdagangan, perkebunan, pertanian, pendidikan dan pelayanan masyarakat dari pemerintah. (Adv)